-
Apesnya Ditolak Masuk Makedonia
Sekitar jam 4 pagi, para penumpang dibangunkan untuk cek imigrasi di perbatasan Bulgaria dan Makedonia. Bulgaria merupakan bagian dari negara Uni Eropa dan area Schengen, sedangkan Makedonia tidak.
-
Itinenary Jalan – Jalan di Paris yang Terinspirasi dari Film
Paris katanya tak seindah ekspektasi. Katanya, Paris pesing. Banyak copet. Rasanya kemana- mana gak aman klo nggak ngekepin tas. Tapi, Paris bagaikan punya daya magnet yang sangat kuat. Jutaan turis melancong ke kota cinta ini tiap tahunnya. Siapa sih yang nggak penasaran kalau keseringan nonton film berlatar kota Paris? Nah, di artikel kali ini saya memberikan rekomendasi destinasi wisata di Paris yang terinspirasi dari beberapa film terkenal. Yuk simak, siapa tahu bisa jadi referensi saat ke Paris!
-
Blusukan Demi Mangut Lele Nggeneng Mbah Marto
Mangut Lele Nggeneng Mbah Marto yang menjadi salah satu primadona kuliner di daerah selatan Yogya, tepatnya di Jl. Paris alias Jl. Parangtritis. Alih- alih berlokasi di pinggir jalan dengan papan nama besar dan bangunan yang luas, Mbah Marto justru menjajakan mangut lele legendarisnya di rumah nya yang sederhana.
-
Ceritaku tentang Kain Nusantara
Entah sejak kapan tepatnya saya mulai tertarik dengan kain- kain khas nusantara. Yang pasti sejak saya mulai hobi jalan- jalan, bayangan akan ketemu dengan kain- kain khasnya merupakan hal yang membuat saya makin tak sabar untuk segera berangkat.
-
Cerita Sunset (1)
Beberapa minggu yang lalu, saya berpartisipasi dalam sebuah pameran foto perjalanan yang diadakan oleh Institut Francais Indonesia (IFI) Yogyakarta. Dari sekian foto yang saya kirimkan, sebagian besar yang dipilih oleh sang kurator adalah foto- foto sunrise dan sunset
-
Menyapa Pagi di Kelimutu
Langit pagi yang masih gelap menyisakan kerlap- kerlip di kejauhan. Posisi di ketinggian dan polusi cahaya yang masih sangat minim membuat cahaya bintang menjadi sangat terang. Para pemburu milky way pastilah bahagia berada di tempat ini.
-
Cerita Tentang Hla Soe dari Mandalay, Myanmar
Hla Soe bukan siapa- siapa, cuma seorang tukang becak di Mandalay- Myanmar yang kebetulan berjodoh mengantar kami seharian berkeliling Mandalay. Tubuhnya yang hitam kurus itu nyatanya begitu kuat mengayuh sepeda tua berpuluh kilometer dengan 2 penumpang, saya dan Jenni. Tapi bagi kami, Hla Soe bukanlah tukang becak biasa. Dengan bahasa Inggris terbata- bata, Hla Soe selalu berusaha menjelaskan tentang tempat yang kami datangi. Setia membawakan sepatu dan topi setiap kali masuk pagoda (masuk pagoda sama seperti masuk mesjid, harus lepas alas kaki). Dia juga menyimpan peta objek wisata di Mandalay dan beberapa hotel. Siapa tahu nanti penumpangnya butuh. Yes, Hla Soe juga memposisikan dirinya menjadi tour guide kami! Hla Soe…